PUNCAK POPULER — Pameran dan konferensi industri gula terbesar di Indonesia, Sugarex Indonesia 2025, resmi digelar dengan menghadirkan berbagai pembahasan strategis mengenai perkembangan teknologi industri gula serta isu kritis ketahanan pangan nasional. Acara yang berlangsung di Jakarta Convention Center ini diikuti oleh pelaku industri gula, akademisi, pakar teknologi pertanian, dan pejabat pemerintah.
Sugarex Indonesia 2025 menyoroti dua tema utama: lompatan teknologi dalam produksi gula dan tantangan menjaga ketahanan pangan di tengah dinamika global. Acara ini diharapkan menjadi platform strategis untuk berbagi inovasi, memajukan industri gula dalam negeri, serta memperkuat sektor pertanian yang menjadi fondasi ketahanan pangan.
Lompatan Teknologi di Industri Gula
Direktur Utama PTPN III, Hendro Saputra, menjelaskan bahwa kemajuan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor gula. Beberapa teknologi yang dibahas antara lain:
-
Automasi pabrik gula untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengurangi limbah.
-
Teknologi smart farming untuk perkebunan tebu, termasuk sensor tanah, drone pemantau tanaman, dan pemupukan berbasis data.
-
Biofuel dari limbah tebu sebagai alternatif energi terbarukan.
Menurut Hendro, penerapan teknologi modern ini tidak hanya meningkatkan daya saing industri gula nasional, tetapi juga membantu petani tebu memperoleh hasil lebih optimal dengan biaya lebih efisien.
Ketahanan Pangan dan Tantangan Produksi
Sugarex 2025 juga menekankan isu ketahanan pangan di Indonesia, khususnya terkait pasokan gula yang masih bergantung pada produksi domestik dan impor. Beberapa tantangan yang diidentifikasi meliputi:
-
Fluktuasi harga gula dunia yang memengaruhi stabilitas harga domestik.
-
Perubahan iklim dan curah hujan yang berdampak pada produktivitas tebu.
-
Keterbatasan lahan produktif akibat alih fungsi lahan dan urbanisasi.
Kementerian Pertanian menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk memastikan pasokan gula stabil, harga terjangkau, dan kualitas tetap terjaga.
Forum Diskusi dan Inovasi
Selama pameran, peserta dapat mengikuti berbagai forum diskusi dan seminar, termasuk:
-
Workshop teknologi pengolahan gula dan inovasi mesin pabrik.
-
Seminar ketahanan pangan nasional, membahas strategi penguatan rantai pasok gula.
-
Pameran produk dan startup pertanian yang memperkenalkan solusi digital untuk petani tebu.
Sugarex Indonesia 2025 juga menampilkan demo mesin pengolahan tebu modern, robot pemanen tebu, dan sistem irigasi pintar yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen sekaligus menghemat air.
Dukungan Pemerintah dan Pelaku Industri
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pertanian menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan industri gula nasional. Dukungan ini mencakup insentif teknologi, program pelatihan bagi petani, serta bantuan pembiayaan untuk modernisasi pabrik gula.
Sementara itu, pelaku industri menekankan pentingnya integrasi industri hulu-hilir, di mana produksi tebu, pengolahan gula, dan distribusi pasar terkoordinasi agar efisiensi dan ketahanan pangan terjaga.
Harapan dan Dampak Sugarex 2025
Pengamat industri pangan, Dr. Ratna Wulandari, menilai bahwa Sugarex Indonesia 2025 memiliki peran strategis:
“Acara ini menjadi ajang memperkenalkan teknologi terbaru sekaligus membuka diskusi tentang ketahanan pangan. Sinergi antara teknologi, petani, dan pemerintah akan menentukan keberhasilan industri gula Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Sugarex Indonesia 2025 diharapkan mendorong industri gula nasional lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Dengan mengadopsi teknologi dan strategi ketahanan pangan yang tepat, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gula domestik, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Pameran ini juga menjadi momentum bagi pelaku industri, startup pertanian, dan peneliti untuk berinovasi, berbagi pengalaman, serta membangun jejaring yang lebih kuat demi masa depan ketahanan pangan Indonesia.
