Kam. Des 11th, 2025

Muzani Ajak Seniman Gunakan Teknologi Digital untuk Kembangkan Seni Budaya

Muzani Ajak Seniman Gunakan Teknologi Digital untuk Kembangkan Seni Budaya

Puncak PopulerKetua Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik, Abdul Muzani, menyerukan kepada seluruh seniman Indonesia untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana mengembangkan seni dan budaya nasional. Menurut Muzani, era digital menawarkan peluang besar bagi para kreator untuk memperluas jangkauan karya, meningkatkan kreativitas, dan menjangkau audiens global tanpa batas geografis.

Dalam pertemuan dengan komunitas seni di Jakarta, Muzani menekankan bahwa perkembangan teknologi bukan ancaman bagi seni tradisional, melainkan peluang untuk berinovasi.

“Teknologi digital memberikan ruang baru bagi seniman untuk mengekspresikan budaya lokal dalam format modern, sehingga nilai-nilai kearifan lokal tetap lestari namun tetap relevan dengan generasi muda,” ujarnya.

Muzani menegaskan bahwa digitalisasi seni bukan sekadar mengikuti tren, melainkan menjadi kebutuhan strategis dalam menghadapi kompetisi global. Ia menyoroti bagaimana platform digital, media sosial, dan teknologi augmented reality (AR) maupun virtual reality (VR) telah mengubah cara masyarakat menikmati dan menghargai karya seni.

Melalui digitalisasi, seniman dapat menampilkan pertunjukan secara virtual, mengadakan pameran online, dan menjual karya seni melalui galeri digital. Hal ini memungkinkan karya seni Indonesia dikenal lebih luas, sekaligus memberikan peluang ekonomi baru bagi seniman.

“Jika kita tidak memanfaatkan teknologi sekarang, kita akan tertinggal di kancah seni internasional,” kata Muzani.

Dalam kesempatan tersebut, Muzani juga mengajak seniman untuk menjaga keseimbangan antara inovasi digital dan pelestarian budaya. Ia mencontohkan bagaimana motif batik, wayang, dan seni ukir tradisional bisa dikembangkan dalam format digital, seperti animasi, NFT (Non-Fungible Token), atau instalasi interaktif.

Muzani menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin. Seniman tidak hanya harus mahir dalam seni tradisional, tetapi juga memahami dasar-dasar teknologi digital agar karya mereka mampu menjangkau audiens modern. Dengan cara ini, teknologi tidak mengikis nilai budaya, melainkan menjadi medium baru untuk menyebarkan identitas nasional.

Baca juga : Rayakan HUT ke-40, Hariyadi Sukamdani Dorong Bisnis Indonesia Maju

Muzani menekankan bahwa pemerintah dan komunitas seni memiliki peran penting dalam mendukung digitalisasi karya budaya. Pemerintah diharapkan menyediakan platform, pendanaan, serta pelatihan untuk seniman agar mampu memanfaatkan teknologi secara optimal.

Selain itu, komunitas seni dapat menciptakan jaringan kolaborasi antara seniman tradisional dan digital kreator. Sinergi ini diyakini mampu memperkuat ekosistem seni di Indonesia, sehingga karya-karya lokal dapat bersaing di pasar global sekaligus memperkaya konten budaya nasional.

Dalam agenda yang digelar oleh Muzani, pelatihan dan workshop digitalisasi seni menjadi fokus utama. Workshop ini menekankan keterampilan menggunakan software desain, pemanfaatan media sosial untuk promosi, hingga pengembangan karya seni berbasis teknologi AR dan VR.

Muzani percaya bahwa generasi muda adalah ujung tombak pengembangan seni budaya di era digital. Dengan membekali mereka kemampuan teknologi, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang menjaga kelestarian seni sekaligus menjadikannya relevan dengan perkembangan zaman.

Muzani menyinggung beberapa contoh keberhasilan digitalisasi seni di Indonesia. Beberapa seniman telah berhasil menghadirkan pertunjukan wayang secara virtual, membuat instalasi seni interaktif di museum digital, serta mengekspor karya seni melalui platform NFT. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa digitalisasi tidak hanya meningkatkan eksposur, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan.

Menurut Muzani, setiap seniman memiliki potensi besar untuk mengubah karya tradisional menjadi produk digital yang diminati pasar internasional. Hal ini sekaligus menjadi cara strategis mempromosikan budaya Indonesia di kancah global.

Meskipun peluang besar terbuka, Muzani mengakui bahwa tantangan tetap ada. Banyak seniman masih menghadapi keterbatasan literasi digital, akses teknologi, dan pendanaan. Oleh karena itu, Muzani mengajak lembaga pemerintah, swasta, serta komunitas kreatif untuk bekerja sama menyediakan dukungan yang dibutuhkan.

Muzani menegaskan, “Kita harus menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia yang mumpuni agar transformasi digital tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di daerah-daerah yang memiliki kekayaan budaya luar biasa.”

Muzani menutup pertemuan dengan optimisme tinggi. Ia yakin bahwa digitalisasi seni budaya bukan hanya strategi adaptasi, tetapi juga jalan menuju pengakuan global bagi karya Indonesia. Dengan dukungan teknologi, kreativitas, dan kolaborasi lintas sektor, seni dan budaya Indonesia akan tetap relevan, berkembang, dan mampu menembus pasar internasional.

Ia menegaskan, “Mari jadikan teknologi sebagai sahabat seniman, bukan musuh. Dengan digitalisasi, budaya kita tidak hanya lestari, tetapi juga menjadi inspirasi dunia.”

By Delta

Related Post