Puncak Populer — Proyek Gerbang Raja Salman (King Salman Gate) merupakan ambisi besar Arab Saudi untuk mentransformasi kawasan di sekitar Masjidil Haram di Makkah menjadi kota modern dan multifungsi, seluas ± 12 juta meter persegi. Proyek ini diluncurkan oleh pemerintah Saudi di bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman (MBS) sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 untuk mengembangkan sektor pariwisata, properti, dan layanan jamaah.
Rencana pembangunan mencakup hunian, hotel, area komersial, ruang publik, fasilitas ibadah tambahan dengan kapasitas hingga 900.000 jamaah, serta jaringan transportasi dan infrastruktur penunjang. Proyek ini dinilai sebagai lompatan besar dalam penataan kota suci Makkah dan jawaban atas kebutuhan jutaan jamaah haji dan umrah setiap tahun.
Lebar cakupannya, keberpihakan pada pelestarian situs bersejarah, serta integrasi arsitektur tradisional dan modern membuat Gerbang Raja Salman mendapat sorotan internasional.
Namun, skala besar saja tidak cukup dibutuhkan investasi kuat dan mitra Global untuk mewujudkannya. Di sinilah peran investor internasional dan institusi seperti Indonesia mulai tampak.
BPKH Indonesia Masuk sebagai Mitra Investasi
Pada November 2025, BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) Republik Indonesia menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan RUA AlHaram AlMakki Company pengembang utama proyek Gerbang Raja Salman yang dimiliki penuh oleh dana sovereign Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF). Kerja sama ini diumumkan pada ajang Cityscape Global 2025 di Riyadh.
Dalam kerangka MoU, BPKH dan RUA AlHaram AlMakki bersepakat menjajaki peluang investasi bersama di kawasan proyek meliputi pengembangan properti, akuisisi lahan, dan produk investasi berbasis syariah.
Juga dibahas kemungkinan kerja sama di bidang food & beverage (F&B) untuk melayani jamaah dan pengunjung kawasan, potensial membuka peluang usaha global sekaligus mendukung ekonomi lokal Makkah.
Menurut Kepala Pelaksana BPKH, langkah ini menjadi bagian strategi untuk memberikan manfaat nyata bagi jamaah Indonesia, baik dari sisi investas i maupun layanan ibadah di Tanah Suci.
Dengan demikian, investasi dana haji Indonesia ikut difokuskan pada proyek global yang mendukung pengalaman jamaah haji–umrah, sekaligus menyasar return finansial jangka panjang dengan orientasi syariah.
Tarik Minat Raksasa Properti Global
Tak hanya BPKH, proyek Gerbang Raja Salman juga menarik minat banyak pelaku properti dan investor global. RUA AlHaram AlMakki secara aktif mempresentasikan proyek ini di forum internasional, termasuk pada Cityscape Global 2025, mengundang institusi keuangan dan investor luar negeri untuk bergabung.
Skala proyek dan potensi return dari peningkatan arus jamaah haji–umrah setiap tahun menjadikan Gerbang Raja Salman sebagai peluang investasi menarik, terutama di segmen properti, perhotelan, ritel, dan layanan penunjang keagamaan. Pembangunan hunian, hotel, pusat belanja, serta fasilitas publik di kawasan strategis sangat berpeluang memberikan return stabil dalam jangka panjang.
Investor global melihat kombinasi antara lokasi strategis di jantung kota suci dengan permintaan layanan tinggi sebagai nilai jual utama. Hal ini memperkuat prospek proyek sebagai salah satu proyek properti paling ambisius di dunia Muslim saat ini.
Dampak Ekonomi dan Sosial Proyek Besar
Proyek Gerbang Raja Salman diperkirakan akan membuka lebih dari 300.000 lapangan kerja hingga tahun 2036, termasuk di sektor konstruksi, hospitality, layanan, retail, hingga manajemen fasilitas. Ini berarti dampak ekonomi yang besar tidak hanya untuk Arab Saudi, tetapi juga peluang kerja bagi tenaga kerja internasional termasuk jamaah asal Indonesia maupun pekerja migran Muslim global.
Selain itu, proyek ini akan meningkatkan kapasitas akomodasi dan layanan bagi jutaan jamaah haji dan umrah yang kian bertambah setiap tahun. Dengan infrastruktur modern, transportasi terintegrasi, serta fasilitas pendukung, pengalaman ibadah dapat lebih nyaman, aman, dan efisien.
Dari perspektif ekonomi syariah, partisipasi BPKH sebagai investor memperlihatkan bahwa dana haji dapat dikelola secara produktif dan memberikan manfaat luas bukan hanya untuk jamaah, tapi juga infrastruktur dan layanan global bagi umat Islam.
Tantangan dan Catatan Penting untuk Investor
Meskipun prospek sangat menjanjikan, proyek skala besar seperti Gerbang Raja Salman tetap memiliki tantangan. Investasi harus mematuhi prinsip-prinsip syariah sesuai mandat BPKH hal ini memerlukan struktur keuangan dan pengelolaan yang sangat transparan.
Selain itu, kebutuhan akan koordinasi antarregulator, memahami regulasi Arab Saudi, dan menjaga sensitivitas historis serta religius kawasan suci menjadi aspek krusial agar pengembangan tidak menimbulkan kontroversi. Pengembang harus menjamin bahwa modernisasi tidak merusak warisan budaya dan spiritual Makkah. Banyak elemen arsitektur tradisional disandingkan dengan desain modern, serta pemulihan situs warisan seluas 19.000 meter persegi sebagai bagian dari pembangunan.
Investor juga perlu memperhitungkan dinamika pilgrims (jamaah haji–umrah), permintaan musiman, serta perubahan regulasi terkait kunjungan ibadah, terutama jika proyek ingin memberikan return investasi optimal di jangka panjang.
Signifikansi bagi Indonesia dan Dunia Muslim
Dengan keterlibatan BPKH, proyek Gerbang Raja Salman menjadi simbol kolaborasi internasional antara Indonesia dan Arab Saudi dua negara dengan jumlah jamaah dan muslim besar. Ini memperkuat hubungan ekonomi–keagamaan melalui investasi produktif, sekaligus memperlihatkan bagaimana dana haji dapat memanfaatkan peluang global.
Bagi dunia properti global dan investor muslim, proyek ini membuka model investasi syariah kelas internasional. Kombinasi antar negara, nilai spiritual, potensi return, dan skala masif menjadikannya proyek benchmark untuk investasi properti Islami di abad 21.
Proyek ini pun mencerminkan bagaimana modernitas, spiritualitas, dan ekonomi bisa berjalan bersama, memadukan kebutuhan kaum muslim global akan akses ibadah yang lebih baik dengan kebutuhan akan layanan modern dan investasi bernilai jangka panjang.
Gerbang Raja Salman bukan sekadar simbol infrastruktur melainkan wujud ambisi besar Arab Saudi untuk menghadirkan kota Makkah masa depan yang inklusif, modern, dan berdaya saing global. Dengan masuknya BPKH Indonesia dan berdatangan investor global, proyek ini memperoleh dukungan finansial kuat, legitimasi internasional, dan potensi dampak luas.
Jika dijalankan dengan baik dan tetap menghormati nilai sejarah serta spiritual Kota Suci, Gerbang Raja Salman bisa menjadi contoh terbaik bagaimana pembangunan urban besar dapat selaras dengan nilai keagamaan dan manfaat sosial-ekonomi. Bagi Indonesia dan komunitas Muslim global, ini bukan hanya soal investasi tetapi investasi masa depan umat.
