Sen. Des 22nd, 2025

Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Guci Tegal, Pancuran 13 Hilang Mendadak

Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Guci Tegal, Pancuran 13 Hilang Mendadak

Puncak PopulerKawasan wisata Kolam Air Panas Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali dilanda banjir bandang yang menimbulkan kepanikan hebat. Peristiwa mencekam ini terjadi saat kawasan wisata sedang ramai pengunjung. Air bah datang secara tiba-tiba dari arah hulu sungai dengan membawa material lumpur, batu, dan batang kayu, menghantam area pemandian air panas yang berada di kaki Gunung Slamet.

Salah satu ikon wisata Guci, Pancuran 13, dilaporkan lenyap tersapu derasnya arus banjir. Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi pengunjung dan warga sekitar yang menyaksikan langsung dahsyatnya kekuatan alam.

Kronologi Detik-detik Banjir Bandang

Banjir bandang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah hulu selama beberapa jam. Sekitar sore hari, air sungai yang melintasi kawasan wisata mendadak meluap. Dalam hitungan menit, debit air meningkat drastis dan berubah menjadi arus deras yang sulit dikendalikan.

Sejumlah saksi mata menyebutkan, air bah datang tanpa peringatan. Suara gemuruh terdengar dari kejauhan sebelum air keruh bercampur lumpur menerjang area kolam. Pengunjung yang tengah berendam panik berhamburan menyelamatkan diri, sebagian berlari ke area lebih tinggi sambil menggendong anak-anak dan barang bawaan.

Kepanikan Pengunjung dan Proses Evakuasi

Kondisi semakin mencekam ketika arus air menghantam fasilitas wisata, termasuk kolam, jembatan kecil, dan kios pedagang. Beberapa pengunjung sempat terjebak sebelum akhirnya dievakuasi oleh petugas dan warga setempat.

Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat bergerak cepat melakukan evakuasi. Pengunjung diarahkan menjauh dari bantaran sungai menuju lokasi aman. Berkat respons cepat, banyak korban berhasil diselamatkan meski situasi di lapangan cukup sulit akibat arus deras dan minimnya jarak pandang.

Pancuran 13 Lenyap Diterjang Air Bah

Salah satu dampak paling parah dari banjir bandang ini adalah hilangnya Pancuran 13, yang selama ini menjadi daya tarik utama wisata Guci. Pancuran yang dikenal memiliki air panas alami dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan itu kini tak lagi terlihat.

Material lumpur, batu besar, dan kayu menutup area pancuran hingga struktur aslinya tidak tersisa. Kerusakan ini menjadi pukulan berat bagi sektor pariwisata Guci, mengingat Pancuran 13 merupakan ikon yang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.

Kerusakan Fasilitas dan Dampak Lingkungan

Selain Pancuran 13, sejumlah fasilitas penunjang wisata juga mengalami kerusakan parah. Kolam pemandian tertimbun lumpur, akses jalan rusak, dan beberapa bangunan pendukung terdampak terjangan air bah.

Dari sisi lingkungan, banjir bandang membawa dampak serius. Endapan lumpur dan sampah alami menutupi aliran sungai, meningkatkan risiko banjir susulan jika hujan kembali turun. Kondisi ini menuntut penanganan cepat agar kawasan wisata tidak semakin rusak dan membahayakan pengunjung.

Dugaan Penyebab dan Faktor Alam

Pakar lingkungan menilai banjir bandang di kawasan Guci dipicu oleh kombinasi curah hujan ekstrem, kondisi hulu sungai, dan perubahan tata guna lahan. Lereng Gunung Slamet yang curam membuat aliran air hujan cepat terkonsentrasi ke sungai-sungai kecil yang bermuara ke kawasan wisata.

Minimnya vegetasi penahan air di beberapa titik juga diduga memperparah laju aliran air. Ketika daya tampung sungai terlampaui, banjir bandang menjadi tak terhindarkan dan menghantam area wisata yang berada di dataran lebih rendah.

Respons Pemerintah dan Penanganan Darurat

Pemerintah Kabupaten Tegal menetapkan status siaga darurat pascabencana. Tim teknis diterjunkan untuk melakukan pendataan kerusakan, pembersihan material lumpur, serta penilaian keamanan kawasan wisata.

Pihak berwenang juga menutup sementara area wisata Guci untuk mencegah risiko korban tambahan. Pengelola wisata diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem mitigasi bencana, termasuk jalur evakuasi dan peringatan dini bagi pengunjung.

Dampak Ekonomi bagi Warga Sekitar

Banjir bandang ini berdampak langsung pada perekonomian warga yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Pedagang, pengelola penginapan, dan pelaku UMKM di sekitar Guci mengalami kerugian akibat kerusakan fasilitas dan penutupan sementara kawasan wisata.

Warga berharap pemerintah segera melakukan pemulihan agar aktivitas pariwisata dapat kembali berjalan. Namun, keselamatan tetap menjadi prioritas utama sebelum kawasan kembali dibuka untuk umum.

Evaluasi Mitigasi dan Harapan ke Depan

Peristiwa ini menjadi peringatan keras akan pentingnya mitigasi bencana di kawasan wisata alam. Para ahli mendorong adanya sistem peringatan dini, normalisasi sungai, serta penataan kawasan yang lebih memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan.

Ke depan, pengelolaan wisata Guci diharapkan tidak hanya berorientasi pada jumlah pengunjung, tetapi juga pada kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Edukasi kepada wisatawan mengenai potensi risiko dan jalur evakuasi juga dinilai sangat penting.

Banjir bandang yang menerjang kawasan wisata Kolam Air Panas Guci di Tegal menjadi tragedi mencekam yang menyisakan duka dan kerusakan. Lenyapnya Pancuran 13 menjadi simbol betapa dahsyatnya kekuatan alam ketika manusia lengah dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Peristiwa ini diharapkan menjadi momentum evaluasi menyeluruh bagi pengelola wisata dan pemerintah daerah agar bencana serupa tidak terulang. Dengan penanganan tepat, mitigasi yang kuat, dan kesadaran bersama, kawasan wisata Guci diharapkan dapat bangkit kembali sebagai destinasi yang aman dan berkelanjutan.

By Delta

Related Post