Puncak Populer — Banjir yang melanda Aceh Timur beberapa waktu terakhir menimbulkan dampak signifikan bagi warga terdampak. Selain kerusakan rumah dan fasilitas umum, krisis air bersih menjadi salah satu masalah utama. Banyak warga kesulitan mendapatkan air yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari.
Melihat kondisi ini, Polres Aceh Timur mengambil langkah cepat untuk membantu masyarakat. Mereka menghadirkan teknologi canggih pengolahan air yang mampu menyulap air keruh menjadi layak minum, sehingga kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi selama masa darurat.
“Kami memahami bahwa air bersih adalah kebutuhan mendesak. Tanpa air yang aman, risiko kesehatan akan meningkat, terutama bagi anak-anak dan lansia,” ujar Kapolres Aceh Timur, AKBP Irwansyah.
Teknologi Canggih Pengolahan Air
Polres Aceh Timur memanfaatkan unit pengolahan air portable yang dilengkapi sistem filtrasi multi-tahap dan ultraviolet (UV). Teknologi ini mampu menghilangkan kotoran, partikel, dan mikroorganisme berbahaya dari air keruh sehingga aman untuk diminum langsung.
Proses pengolahan dimulai dengan penyaringan mekanis untuk menghilangkan lumpur dan sedimen. Selanjutnya, air melewati filter karbon aktif untuk mengurangi bau dan zat kimia. Tahap terakhir menggunakan sinar UV untuk menonaktifkan bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya.
“Dengan teknologi ini, air yang sebelumnya keruh dan tercemar bisa menjadi jernih dan aman dalam hitungan menit. Ini sangat membantu warga yang terdampak banjir,” jelas Kepala Satuan Reserse Polres Aceh Timur, Kompol Dedi Putra.
Penyaluran Air Bersih ke Pengungsi
Unit pengolahan air portable ditempatkan di lokasi strategis, seperti posko pengungsian dan desa yang paling terdampak. Tim Polres secara bergilir mengoperasikan alat ini 24 jam untuk memastikan pasokan air bersih tidak terputus.
Selain menyalurkan air langsung ke tangki pengungsi, Polres juga menyediakan kemasan air mineral bagi warga yang membutuhkan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan semua korban banjir, termasuk keluarga dengan anak-anak dan lansia, dapat memenuhi kebutuhan minum dan memasak.
“Prioritas kami adalah memastikan semua warga memiliki akses air bersih. Tidak ada yang kekurangan, terutama di posko pengungsian yang padat,” ujar Kompol Dedi Putra.
Kolaborasi dengan Instansi Terkait
Dalam penanganan krisis air bersih, Polres Aceh Timur bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Palang Merah Indonesia, dan relawan lokal. Kolaborasi ini memperkuat distribusi air bersih dan memastikan teknologi pengolahan air dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak.
BPBA memberikan dukungan logistik, sementara PMI membantu penyediaan kemasan air dan distribusi ke titik-titik yang sulit dijangkau. Kerja sama ini menjadi kunci dalam memastikan bantuan air bersih berjalan efektif dan merata.
Dampak Positif terhadap Kesehatan Masyarakat
Keberadaan air bersih yang aman untuk diminum memberikan dampak signifikan bagi kesehatan masyarakat. Risiko penyakit menular seperti diare, tifus, dan infeksi kulit menurun drastis. Anak-anak dan lansia, yang paling rentan terhadap penyakit akibat air tercemar, kini bisa mengakses air sehat setiap hari.
“Alhamdulillah, sejak ada unit pengolahan air ini, keluarga kami bisa minum dan memasak tanpa khawatir sakit. Anak-anak pun lebih sehat,” kata salah satu warga pengungsi di Kecamatan Peureulak, Aceh Timur.
Inovasi Polres Aceh Timur sebagai Contoh
Langkah Polres Aceh Timur dalam menggunakan teknologi canggih untuk pengolahan air keruh menjadi contoh inovasi dalam penanganan bencana. Kecepatan respons dan pemanfaatan teknologi modern menunjukkan bahwa aparat keamanan tidak hanya berperan menjaga keamanan, tetapi juga membantu kebutuhan dasar masyarakat saat krisis.
Kapolres menekankan bahwa inovasi ini bisa menjadi model bagi polres lain di wilayah rawan bencana. “Kami berharap pengalaman ini bisa diterapkan di daerah lain yang menghadapi krisis air bersih pasca-bencana,” ujar AKBP Irwansyah.
Tantangan dan Solusi
Meskipun teknologi ini efektif, tim Polres menghadapi tantangan, seperti distribusi air ke daerah terpencil dan keterbatasan unit pengolahan air. Untuk mengatasi hal ini, Polres meningkatkan mobilisasi tim dan koordinasi dengan relawan, serta menyiapkan kendaraan tangki air tambahan.
Selain itu, edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga kebersihan air juga dilakukan. Warga diajarkan cara menampung dan menyimpan air hasil pengolahan agar tetap higienis dan aman dikonsumsi.
Dengan teknologi canggih pengolahan air, Polres Aceh Timur berhasil mengubah air keruh menjadi layak minum untuk korban banjir, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, dan mengurangi risiko penyakit menular. Langkah inovatif ini menjadi contoh nyata bagaimana aparat keamanan dapat berperan langsung dalam penanganan bencana.
Kolaborasi dengan instansi terkait, edukasi masyarakat, dan distribusi yang merata memastikan bantuan air bersih sampai ke semua warga terdampak. Keberhasilan ini tidak hanya menolong masyarakat dalam jangka pendek, tetapi juga memperkuat ketahanan bencana dan kesiapsiagaan di masa depan.

